Postingan

#08-Bertemu di Titik Awal (Lagi)

Gambar
  Hai? Masih dengan memori yang sama, ya? Kembali lagi dan lagi dari masa-masa sulit. Ada rasa kecewa dan kesal yang mengganjal perihal diri yang tak tahu diri. Ingin rasanya tenggelam bersama langit-langit muram. Sepertinya akan lebih baik jika kembali lagi setelah mengarungi indahnya pelangi berbagai warna, daripada mengarungi eloknya awan mendung. Ada rasa sedih yang tak terelakkan pula, akibat dari patah semangat yang belum usai. Ah, tidak hanya semangat saja ternyata ... ricuh di pikiran pun juga. Haruskah kuucapkan 'selamat datang' kepada si pemilik jiwa yang kembali asing? "Selamat datang si asing yang tak tahu kata konsisten." Tertawa pun sudah serasa hampa, hanya kekosongan, ah bukan-bukan, kebodohan semu yang kembali bertemu. Sekarang kembali memulai lagi dan lagi dari awal. Jika ada pertanyaan begini, "Tidak bosan untuk kembali memulai sesuatu yang tak pernah diakhiri?" Haruskah kujawab dengan sepenuh hati? Sebenarnya ada beberapa fakta positif ya

#07-Racun? Tapi suka!

Gambar
Katanya sakit, tapi sayang pun tak dilepas juga. Terlalu sayang katanya, sampai sakit tak lagi di rasa. Nanti kamu kembali bercerita, "dia kasar, dia pemarah, dia posesif." Lalu mereka hanya bisa mengatakan, "kamu yang pilih dia". Inginnya bahagia, bebas, dan tidak sakit, tapi kamu masih bertahan dengan satu alasan—sangat cinta. Silakan makan cinta dan sayang itu sepuasnya, sampai kamu tak lagi mampu menemukan diri sendiri. Iya, sayang dan cintamu adalah segalanya bagimu, tapi baginya—sayang dan cintamu hanyalah sebuah kisah sementara. Bukan bodoh, hanya saja itu buta. Diperbudak cinta dan rasa sakit. Apalagi yang ingin kamu remukkan? Hati, sudah. Pikiran, sudah. Badan, sudah. Jantung? Menyesal di kemudian hari, ketika remuk pun enggan bersua kepada dirimu. Bukannya kamu tidak bisa meninggalkan, hanya saja kamu terlalu cupu untuk mengenal kecerdasan. Sadarlah, tak ada guna berlama-lama dengan si petinju amatiran. Allah masih setia di sampingmu, temui dia dan curahka

#06-Pesan dari Hati

Gambar
Menangis menjadi hal yang paling memalukan bagi sebagian orang. Mereka bilang banyak menangis itu adalah cengeng. Rendah sekali ternyata pemikiran mereka, bahkan dengan teganya mereka mengolok-olok hal tersebut. Sungguh miris melihat yang tidak mudah menangis, hatinya seakan membeku dan membatu. Menangis adalah di mana keadaan seseorang yang tengah emosional dan mengeluarkan air mata. Sebenarnya, menangis bukanlah hal yang memalukan. Banyak artis terkenal yang menangis di depan publik tanpa kenal malu. Karena menangis akan memberikan kekuatan lebih kepada hati kita. Menangis akan membuat pikiran dan perasaan menjadi lebih lega. Pada era sekarang ini, seharusnya kita dapat membedakan mana hal yang memalukan dan yang tidak memalukan untuk dilakukan. Tidak ada yang dapat melarang kita untuk menangis. Namun kita harus mengerti bahwa menangis juga memiliki porsi. Semua yang ada di dunia sudah memiliki porsinya masing-masing. Hal yang berlebihan tentu tidak b

#05-Kasta Hati

Gambar
"Gitu aja nangis, cengeng banget sih!" "Dasar cengeng! Jadi perempuan aja sana." "Laki-laki kok cengeng gitu sih, ilfeel deh." "Gimana mau jagain perempuan, situ cengeng banget!" "Ganti kelamin aja sana, cengeng banget!" Banyak cacian lainnya yang keluar dari mulut suci mereka. Mereka yang hanya mengenalku sebatas nama, mampu menilaiku hanya karena aku mudah menangis. Di mata mereka, seorang lelaki yang menangis merupakan hal yang rendah. Menurut mereka, menangis itu hanya diperuntukkan untuk perempuan saja. Lihat, betapa tak punya hatinya mereka. Memang benar, hatiku tak sekuat hati mereka. Hatiku mudah rapuh jika mendengar kata yang tak mengenakkan untuk diriku. Karena aku juga bukan manusia yang sempurna. Siang ini aku akan bertemu dengan para anggota dari klub buku yang kuikuti. Menyenangkan rasanya berteman dengan mereka-mereka yang sama sekali tidak suka mengurusi kehidupan

#04-Melebur Rasa

Gambar
Banyak rasa digantung bersama awan Gundah tumpah ruah di alam sadar Memupuk ego dengan dalih kesenangan Seakan esok tertawa tak lagi terdengar Senyap semakin menusuk kelabu Pikir jernih pun semakin terasa tabu Marah tak lagi mampu berdiam diri Seperti duri yang pedih tak terganti Kata pedas terlontar tak terarah Lembek kata mereka yang kuat tak menangis Kelamin pun seolah tak dibedakan lagi Miris hati melihat juluran kalimat mati Sesak di dada telah mendidih Jatuhnya air mata dinilai tak berharga Kelamnya emosi sudah menjadi biasa Seperti mengais sisa-sisa raga di tanah

#03-Intensi Jiwa

Gambar
Terombang-ambing dengan berbagai khayalan Penat menyapa dengan begitu menyenangkan Hamparan rasa mulai menggema seirama Seakan sakit telah membisu bersama irama Ekspektasi selalu beriringan erat dengan kecewa dan sakit hati. Tapi bagi sebagian orang, halusinasi adalah sampingan dari penatnya menjalani kehidupan sehari-hari. Benar memang, tapi yang namanya halusinasi akan mendatangkan mudharat. Bagi mereka, berhalusinasi itu sangat menyenangkan. Mengatakan memiliki ini dan itu tanpa didahului pemikiran keras. Bertindak ini dan itu tanpa adanya pematangan. Ya, mungkin sangat menyenangkan sekarang . Lingkungan yang dilalui tak pernah sama, mulai dari bayi sampai akhir hayat. Melalui lingkungan itu pula seharusnya mengerti, bahwa setiap orang yang ditemui itu berbeda-beda persepsinya. Ada yang mengatakan seperti ini, "Halusinasi cukup kalo mau tidur aja, jangan dibawa sampai ke lingkungan luar." Mereka sangat benar, karena orang yang ditemui di l

#02—Kasih tak Sampai

Gambar
Menyukai seseorang selama kurang lebih empat tahun lamanya tanpa ada yang mengetahui? Itu benar-benar salah satu pencapaian yang tak pernah Silvia bayangkan. Sungguh hal tersebut semakin menjadikan Silvia sebagai seseorang yang lebih siap untuk menghadapi cinta. Silvia tak pernah menyangka pula jika ia akan jatuh cinta kepada sosok lelaki yang telah ia kenal sedari kuliah semester awal hingga semester akhir ini. Silvia Anggraini. Seorang gadis introvert  berusia 21 tahun yang sebentar lagi akan menyandang gelar Sarjana Hukum. Wajahnya yang manis serta eye smile  yang manis membuatnya menjadi sempurna. Cerdas dan manis, dua kata yang mewakili Silvia. Tak pernah pacaran sedari lahir juga merupakan salah satu pencapaiannya yang menurutnya keren . Selama di kampus, Silvia juga merupakan sosok yang cerdas sehingga tak sedikit dosen yang mengenalnya. Banyak prestasi pula yang telah ia torehkan selama menjadi mahasiswi aktif di kampus. Kemampuannya dalam debat dan dongeng berbahasa Ingg